Ada dua macam pengobatan yaitu tanpa operasi/ oninvasiv dan dengan cara
operasi/invasiv. Kedua macam cara ada keuntungan dan kerugiannya. Pada
cara pertama dapat dilakukan dalam rangka rawat jalan sedang pada cara
kedua pasien harus dirawat karena dilakukan dalam pembiusan/narkose.
1.Pengobatan tanpa operasi.
Salep dan/atau suppositori dapat mengurangi keluhan subyektif tetapi tidak dapat menyembuhkan wasir.
Suntikan (dengan sklerosing agent) dapat diberikan pada
derajat keparahan I-III dan kadang-kadang juga pada derajat IV. Prinsip
dari obat suntikan ini adalah menyumbat pembuluh darah dan mengecilkan
bantalan pembuluh darah.
3.
Infrared coagulation (IRC) sering dipakai pada derajat I
lebih-lebih disertai perdarahan. Juga pada derajat II masih memberikan
hasil yang cukup bagus. Prinsip IRC adalah pemberhentian perdarahan
dengan sinar infra merah.
4.
Alternatif
lain untuk pengobatan wasir derajat III dan IV adalah dengan ligasi
yaitu pangkal wasir diikat dengan karet yang khusus sehingga wasir akan
"layu" dan jatuh. Umumnya dipakai jika wasir hanya ada disatu atau dua
tempat. Sering dilakukan kombinasi antara suntikan dan ligasi untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
2.
Pegobatan dengan operasi.
Operasi umumnya dilakukan pada derajat III dan IV. Keberhasilan
operasi lebih bagus dibandingkan tanpa operasi, artinya kemungkinan
kambuh kembalinya wasir lebih kecil. "Kerugiannya" adalah bahwa
penderita harus dirawat disamping operasi harus dilakukan dalam
pembiusan. Juga rasa sakit setelah operasi tidak dapat dihindari,
meskipun dengan methode operasi sekarang rasa sakit jauh berkurang dan
lama perawatan juga lebih cepat (3-4 hari). Dengan kemajuan teknik
pengobatan tanpa operasi, pola pengobatanpun berubah. Hanya 20% dari
penderita wasir yang memerlukan penanganan dengan operasi sedangkan 80%
dapat diobati tanpa operasi. Catatan : Harus diingat bahwa dengan metode
pengobatan apapun kemungkinan wasir dapat kambuh kembali selalu ada.
Kambuh tidaknya wasir sangat tergantung dari kebiasaan makan, minum,
buang air besar.
gejala wasir
Senin, 23 Juli 2012
Pemeriksaan dan Diagnosa Wasir
Seperti penyakit-penyakit lain, sebelum dapat menegakkan diagnosa dan
therapinya, diperlukan pemeriksaan yang teliti. Yang pertama dan
sebenarnya yang terpenting (karena menunjukkan arah pemeriksaan
selanjutnya) ialah anamnesa atau riwayat penyakit. Tahap beritkutnya
ialah pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Menyusul pemeriksaan dengan teropong yaitu anuskopi atau proktoskopi dan
rektoskopi. Pemeriksaan-pemeriksaan ini mutlak harus dikerjakan hanya
jika ada rasa sakit yang kuat (misalnya karena inkarserasi) pemeriksaan
dapat ditunda hingga rasa sakit hilang dahulu. Sebagai pelengkap dapat
dipertimbangkan apakah memerlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti
roentgen (colon inloop) dan/atau colonoskopi. Juga tidak boleh dilupakan
pemeriksaan darah, urin, faeces sebagai pemeriksaan penunjang. Baru
setelah pemeriksaan-pemeriksaan ini selesai kita dapat mengambil
kesimpulan, menegakkan diagnosa dan menentukan therapi.
Diagnosa Banding
Seperti telah dikemukakan diatas selain wasir masih banyak penyakit yang mempunyai gejala yang sama dimana yang terpenting adalah menghilangkan kemungkinan tumor ganas.
Diagnosa Banding
Seperti telah dikemukakan diatas selain wasir masih banyak penyakit yang mempunyai gejala yang sama dimana yang terpenting adalah menghilangkan kemungkinan tumor ganas.
Gejala Wasir/Ambeien buat Anda yang meragukannya
Gejala-gejala Wasir.
Salah satu gejala pertama yang sering dijumpai adalah perdarahan dari dubur mungkin hanya beberapa tetes saja tetapi bisa pula cukup banyak bahkan kadang-kadang memancur keluar. Darah yang keluar merah muda / segar. Umumnya tidak ada rasa sakit. Rasa sesuatu yang mengganjal atau keluar sementara atau setelah buang air besar adalah keluhan kedua yang sering dikemukakan. Ini menyebabkan perasaan buang air besar yang belum tuntas sehingga yang bersangkutan mengejan lebih kuat yang menyebabkan wasir bertambah parah. Prolaps atau menonjolnya wasir terjadi pada tingkat lanjut dan klasifikasi atau tingkat keparahan tergantung dari prolaps ini. Dengan adanya prolaps maka fungsi penutup dari otot-otot dubur dapat terganggu ini menyebabkan cairan dari usus dapat keluar sehingga penderita mengeluh bahwa ada bercak-bercak kotoran pada pakaian dalam. Ini disebut inkontinensi. Rasa sakit dapat terjadi pada tingkat lanjut jika terjadi thrombosis (gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah) umumnya terjadi pada wasir luar atau inkarserasi dimana wasir yang keluar terjepit
Pembagian derajat keparahan
Untuk memilih cara pengobatan yang paling tepat, kita harus mengetahui derajat keparahannya. Wasir dibagi dalam 4 derajat keparahan :
1. Keadaan wasir derajat ini hanya dapat dilihat dengan teropong yang disebut proktoskop/anuskop. Gejala paling jelas adalah perdarahan waktu buang air besar.
2. Pada derajat ini sewaktu buang air besar atau berjongkok keluar benjolan dari dubur yang dapat masuk kembali secara spontan (tanpa dibantu tangan).
3. Disinipun terdapat bagian wasir yang menonjol keluar seperti pada derajat II, tetapi tidak dapat masuk secara spontan dan harus dibantu dengan tangan.
4. Wasir yang keluar tidak dapat masuk lagi atau keluar kembali, tetapi biasanya tidak sakit. Pada derajat II dan III ada kemungkinan bahwa bagian wasir yang keluar terjepit, membengkak dengan rasa sakit dan tidak dapat masuk kembali. Keadaan ini disebut inkarserasi.Kejadian ini biasanya terjadi setelah makan makanan yang pedas atau "panas" (seperti misalnya durian, kambing, tape, dll), mengejan, minuman beralkohol dan perjalanan yang jauh.
Salah satu gejala pertama yang sering dijumpai adalah perdarahan dari dubur mungkin hanya beberapa tetes saja tetapi bisa pula cukup banyak bahkan kadang-kadang memancur keluar. Darah yang keluar merah muda / segar. Umumnya tidak ada rasa sakit. Rasa sesuatu yang mengganjal atau keluar sementara atau setelah buang air besar adalah keluhan kedua yang sering dikemukakan. Ini menyebabkan perasaan buang air besar yang belum tuntas sehingga yang bersangkutan mengejan lebih kuat yang menyebabkan wasir bertambah parah. Prolaps atau menonjolnya wasir terjadi pada tingkat lanjut dan klasifikasi atau tingkat keparahan tergantung dari prolaps ini. Dengan adanya prolaps maka fungsi penutup dari otot-otot dubur dapat terganggu ini menyebabkan cairan dari usus dapat keluar sehingga penderita mengeluh bahwa ada bercak-bercak kotoran pada pakaian dalam. Ini disebut inkontinensi. Rasa sakit dapat terjadi pada tingkat lanjut jika terjadi thrombosis (gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah) umumnya terjadi pada wasir luar atau inkarserasi dimana wasir yang keluar terjepit
Pembagian derajat keparahan
Untuk memilih cara pengobatan yang paling tepat, kita harus mengetahui derajat keparahannya. Wasir dibagi dalam 4 derajat keparahan :
1. Keadaan wasir derajat ini hanya dapat dilihat dengan teropong yang disebut proktoskop/anuskop. Gejala paling jelas adalah perdarahan waktu buang air besar.
2. Pada derajat ini sewaktu buang air besar atau berjongkok keluar benjolan dari dubur yang dapat masuk kembali secara spontan (tanpa dibantu tangan).
3. Disinipun terdapat bagian wasir yang menonjol keluar seperti pada derajat II, tetapi tidak dapat masuk secara spontan dan harus dibantu dengan tangan.
4. Wasir yang keluar tidak dapat masuk lagi atau keluar kembali, tetapi biasanya tidak sakit. Pada derajat II dan III ada kemungkinan bahwa bagian wasir yang keluar terjepit, membengkak dengan rasa sakit dan tidak dapat masuk kembali. Keadaan ini disebut inkarserasi.Kejadian ini biasanya terjadi setelah makan makanan yang pedas atau "panas" (seperti misalnya durian, kambing, tape, dll), mengejan, minuman beralkohol dan perjalanan yang jauh.
Langganan:
Postingan (Atom)